Abad ke-21 merupakan sebuah era baru dalam kemajuan di berbagai bidang. Kemajuan ini terjadi karena adanya proses globalisasi yang menyebabkan interaksi dan integrasi antar manusia, organisasi, dan pemerintah di seluruh dunia menjadi tumbuh secara signifikan didorong dengan adanya kemajuan dalam investasi ekonomi dan teknologi. Dalam menghadapi arus globalisasi, sadar atau tidak kita dihadapkan dengan dua pilihan: menjadi pencipta arus (trend-setter) atau menjadi pengikut arus.
Seperti yang bisa kita lihat, saat ini Barat begitu mendominasi dan dominasinya sangat terasa di berbagai bidang, mulai dari perdagangan, teknologi, sistem informasi, pendidikan, hingga musik. Namun, di abad ke-21 ini arus baru mulai muncul seperti China sebagai negara ekonomi terbesar kedua di dunia yang sempat berperang dagang dengan AS, Jepang sebagai negara yang bisa eksis di dunia internasional dengan diplomasi teknologinya, Korea Selatan sebagai negara yang terkenal dengan budaya popnya, dan banyak lagi negara di bagian Timur dunia yang mulai menciptakan tren-tren baru.
Lalu, ada di posisi manakah Indonesia sekarang? Jawabannya adalah tergantung pada pemuda Indonesia sendiri. Jika kita terus bersifat konsumtif tanpa ada inisiatif, kita bisa terseret arus. Jika kita tidak mempertahankan budaya yang ada, kita bisa tenggelam dalam arus. Jika kita tidak segera melakukan perubahan, kita bisa makin jatuh dalam arus.
Peran pemuda Indonesia saat ini dianggap begitu penting, sebab pemuda bisa lebih bersikap fleksibel dalam mengikuti arus globalisasi yang semakin kuat dalam persaingan global. Maka sudah saatnya pemuda Indonesia untuk bangkit dan berusaha menunjukkan kepada dunia bahwa kita bisa lebih dari hanya pengikut arus dominasi. Ini merupakan misi besar, namun kita bisa memulainya sedikit demi sedikit mulai dari sekitar kita. Wahai pemuda, mari berubah! Kalau bukan kita, lalu siapa lagi?